Desa Ranggo, Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat
ditetapkan sebagai Desa Budaya, selain karena desa tersebut secara
historis merupakan desa tertua, di daerah ini juga banyak tradisi lama
yang masih di pertahankan.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Dompu Alwi di Dompu Senin, mengatakan, masyarakat di Desa Ranggo
hingga kini masih mempertahankan adat istiadat serta kesenian warisan
leluhur.
Peresmian Desa Ranggo menjadi Desa Budaya menurut rencana akan
dilakukan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH. M. Zainul Majdi
September 2011.
“Jika ingin melihat Dompu secara utuh, maka datanglah ke Desa Ranggo. Di desa ini segala kegiatan upacara adat dan permainan khas
daerah ini masih dipertahankan berbagai jenis kebudayaan dan kesenian yang masih
dipertahankan di Desa Ranggo diantaranya, kesenian “Manca Balemba”
(berbalas pantun), tradisi “Kareku Kandai” (memukul lesung untuk
mengumumkan upacara adat dan hajatan), “Pati Cili” (petak umpet) dan
“Rawa Mbojo” (lagu-lagu daerah etnis Dompu dan Bima dengan iringan
biola).
Desa Ranggo sebagai pintu gerbang menuju obyek wisata Lakey
(wisata surfing yang terkenal hingga mancanegara itu, Desa Ranggo cocok
dijadikan filter masuknya budaya, asing.
“Keberadaan Desa Ranggo sebagai Desa Budaya cocok bisa dijadikan
filter masuknya budaya, asing, karena desa ini telah puluhan tahun
mempertahankan kebudayaan, Dompu yang ramah, santun dan saling
menghormati sesaman.
Dari beberapa desa di kabupaten Dompu, hanya Desa Ranggo yang masih
menjalakan adat istiadat warisan leluhur. Selain itu, desa ini juga
mempunyai industri tenun kain songket, yang menjadi motor penggerak
etika berbusana di daerah ini.
Selasa, 04 September 2012
Desa Ranggo Desa Budaya
06.55
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar